Pelaksanaan P2M Prodi Geografi di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta

Jasa ekosistem adalah berbagai manfaat yang dapat diperoleh manusia sebagai sumber kehidupan dan penghidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari keberadaan suatu ekosistem. Jasa ekosistem lamun sangat beragam, diantaranya sebagai jasa penyedia (provisioning services), jasa budaya (cultural services), jasa pengaturan (regulating services), dan jasa pendukung (supporting services). Masing-masing dari jasa ekosistem yang diberikan tersebut bermanfaat untuk sistem sosial dan sistem ekologi di suatu wilayah.

Pulau Panggang merupakan salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Seribu, Provinsi Jakarta. Sebagai pulau dengan penduduk terbanyak dan terpadat di Kepulauan Seribu, tentunya dengan beragam aktivitas manusia dan perkembangan pulau maka keberadaan ekosistem pesisir, seperti lamun, mangrove, dan terumbu karang dapat terancam kesehatan dan keberadaannya. Kesadaran masyarakat akan keberlanjutan ekosistem pesisir di pulau yang terpadat ini menjadi hal yang sangat penting untuk ditingkatkan, mengingat masyarakat pulau kecil hidupnya sangat tergantung pada keberlanjutan sumber daya laut.

Pada hari Sabtu, tanggal 24 Mei 2025, Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pulau Panggang, dimana salah satu tema pengabdian tersebut mengusung tema “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Pentingnya Jasa Ekosistem Lamun Di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu”. Tema ini disampaikan oleh narasumber, yaitu ibu Lia Kusumawati, S.Si, M.Eng. dosen Program Studi Geografi, FISH – UNJ, yang mendalami mengenai pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dihadiri oleh 23 orang dari berbagai unsur masyarakat di Pulau Panggang, seperti Karang Taruna, PKK, Dasawisma, dan perwakilan warga setempat lainnya. Acara ini dilaksanakan di RPTRA Tanjong Timor Pulau Panggang dan dibuka oleh Kepala Seksi Pemerintahan Bapak Abdul Salam, S.IP dari Kelurahan Pulau Panggang.

Pengusungan tema mengenai “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Pentingnya Jasa Ekosistem Lamun Di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu” diawali dengan adanya pandangan masyarakat di beberapa pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu yang menganggap ekosistem lamun merupakan habitat pelengkap saja dari ekosistem pesisir lainnya, yaitu mangrove dan terumbu karang. Lebih dari itu ekosistem lamun seringkali terabaikan dan dianggap tidak memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat pulau. Dalam beberapa kesempatan wawancara narasumber dengan warga setempat, bahwa mereka belum memanfaatkan lamun menjadi suatu produk ataupun jasa ekosistem yang bernilai ekonomi.

Dalam kegiatan pengabdian ini, narasumber menjelaskan beberapa manfaat dari ekosistem lamun yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat lokal, diantaranya bahwa lamun merupakan tumbuhan laut yang dapat menyerap emisi karbon yang cukup tinggi dibandingkan tumbuhan terestrial, apalagi mengingat bahwa Pulau Panggang merupakan pulau terpadat di Kepulauan Seribu yang disinyalir memiliki emisi karbon yang cukup tinggi dari aktivitas domestik maupun transportasi laut. Selain itu, menjaga ekosistem lamun tumbuh subur dan sehat akan memberikan ruang penghidupan bagi biota-biota laut, sehingga dapat memberikan nilai jasa ekowisata bagi Pulau Panggang jika dikelola secara berkelanjutan. Narasumber juga menyampaikan bahwa ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem yang dapat menjaga pantai dari abrasi akibat arus dan gelombang, apalagi jika ketiga ekosistem pesisir (mangrove, lamun, dan terumbu karang) betul-betul dijaga keberadaannya disepanjang pulau. Selain itu, disampaikan juga bahwa dengan adanya ekosistem lamun yang sehat akan dapat memberikan nilai ekonomi dari sisi penangkapan ikan, budidaya laut, bahkan juga produk – produk inovasi lokal seperti untuk pembuatan tikar lamun (seagrass mat).

Di akhir paparan dan penjelasan dari narasumber, tim pengabdian kemudian mempraktekkan bagaimana cara melakukan transplantasi lamun. Praktik atau simulasi transplantasi lamun ini dilakukan untuk memberikan ketrampilan ataupun memberikan ide bagi program – program kegiatan pro lingkungan bagi masyarakat Pulau Panggang. Transplantasi lamun dapat dilakukan khususnya pada area – area yang mengalami degradasi ekosistem lamun. Selama ini jika ada padang lamun yang rusak masyarakat tidak terlalu memperhatikan dan menganggap biasa saja, padahal kerusakan ekosistem lamun dapat menimbulkan dampak yang kontinyu terhadap penurunan nilai ekonomi sumber daya laut, seperti penurunan penangkapan ikan, penurunan kualitas budidaya laut, abrasi semakin meningkat, tidak/kurang terserapnya emisi karbon, dan sebagainya.

Diharapkan dengan kegiatan pengabdian ini keberlanjutan ekosistem lamun tetap terjaga dan dapat memberikan manfaat sosial ekonomi kepada masyarakat Pulau Panggang. Selain itu, kegiatan pengabdian ini juga berkontribusi pada implementasi Sustainable Development Goals, khususnya tujuan ke-14, yaitu Life Below Water.

Ayo selamatkan lamun, dan jaga laut kita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *